Kamis, 09 Oktober 2014

PRINSIP- PRINSIP KEADILAN

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Keadilan dalam Bisnis[1]
Definisi mengenai keadilan sangat beragam, dapat ditunjukkan dari berbagai pendapat yang dikemukakan oleh para pakar di bidang hukum yang memberikan definisi berbeda-beda mengenai keadilan.
Keadilan menurut John Raws (Priyono,1993: 35), adalah ukuran yang harus diberikan untuk mencapai keseimbangan antara kepentingan pribadi dan kepentingan bersama. Ada tiga prinsip keadilan yaitu : (1) kebebasan yang sama yang sebesar-besarnya, (2) perbedaan, (3) persamaan yang adil atas kesempatan.
Keadilan adalah penilaian dengan memberikan kepada siapapun sesuai dengan apa yang menjadi haknya, yakni dengan bertindak proposional dan tidak melanggar hukum. Keadilan berkaitan erat dengan hak, dalam konsepsi bangsa Indonesia hak tidak dapat dipisahkan dengan kewajiban.
Keadilan menurut  Ibnu Taymiyah (661-728 H) adalah memberikan sesuatu kepada setiap anggota masyarakat sesuai dengan haknya yang harus diperolehnya tanpa diminta tidak berat sebelah atau tidak memihak kepada salah satu pihak; mengetahui hak dan kewajiban, mengerti mana yang benar dan mana yang salah, bertindak jujur dan tetap menurut peraturan yang telah ditetapkan.
Pada teori keadilan Aristoteles, Adam Smith hanya menerima satu konsep atau teori keadilan yaitu keadilan komutatif. Alasannya, yang disebut keadilan sesungguhnya hanya punya satu arti yaitu keadilan komutatif yang menyangkut kesetaraan, keseimbangan, keharmonisan hubungan antara satu orang atau pihak dengan orang atau pihak lain.
Sedangkan Bisnis adalah suatu organisasi yang menjual barang atau jasa kepada konsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba. Secara historis kata bisnis dari bahasa Inggris business, dari kata dasar busy yang berarti “sibuk” dalam konteks individu, komunitas, ataupun masyarakat. Dalam artian, sibuk mengerjakan aktivitas dan pekerjaan yang mendatangkan keuntungan.
Secara etimologi, bisnis berarti keadaan dimana seseorang atau sekelompok orang sibuk melakukan pekerjaan yang menghasilkan keuntungan. Kata “bisnis” sendiri memiliki tiga penggunaan, tergantung skupnya - penggunaan singular kata bisnis dapat merujuk pada badan usaha, yaitu kesatuan yuridis (hukum), teknis, dan ekonomis yang bertujuan mencari laba atau keuntungan.
Bisnis adalah sebuah usaha, dimana setiap orang atau kelompok harus siap untung & siap rugi. bisnis tidak hanya tergantung dengan modal uang, tetapi banyak faktor yang mendukung terlaksananya sebuah bisnis, misalnya: reputasi, keahlian, ilmu, sahabat & kerabat dapat menjadi modal bisnis.
Jadi keadilan dalam Bisnis adalah suatu bentuk etika bisnis. Etika yang mempertanyakan, “Bagaimana kondisi pekerja, bagaimana barang dibuat, bagaimana pula barang diperdagangkan.” Fair trade juga ‘gerakan konsumen’ sebab tanpa ada konsumen tidak akan ada transaksi. Peranan konsumen yang secara kritis dan peduli terhadap nasib para pekerja, produsen maupun lingkungan hidup, akan mendorong terwujudnya bisnis adil

Rabu, 26 Juni 2013

Kumpulan pantun-pantun lucu



banyak ketam banyak pula ubur ubur
ikan teri pun di panggang tiga
selamat malam selamat tidur
moga mimpi terbang bersama saya

daging ayam di buat soto
daging kelinci dimakan landak
buat yang lagi jomblo
moga mimpi bertemu kuntilanak
buah jeruk di terpa angin duuhhh ....kahhh.... ngantuknya bukan main
buah kundur dimasak kicap campur ayam dan ikan panggang mau tidur tak terlelap... mata ku pejam pikiran melayang
daun pepaya enak dimakan dikasih teri dan telur akhirnya ku bawa makan ehhhh malah gak bisa tidur
banyak ulat di makan beruk di makan satu persatu campur pepaya nih adalah obat penolak ngantuk silahkan di coba kalau tidak percaya



Rabu, 08 Mei 2013

MOTIVASI DAN KOMUNIKASI


BAB II
PEMBAHASAN
A.      Motivasi
a)    Pengertian Motivasi
Motivasi berasal dari kata movere yang berarti dorongan atau menggerakkan. Motivasi (motivation) dalam manajemen hanya ditujukan pada sumber daya manusia umumnya dan bawahan khususnya. Motivasi mempersoalkan bagaimana caranya mengarahkan daya dan potensi bawahan, agar mau bekerja sama secara produktif berhasil mencapai dan mewujudkan tujuan yang telah ditentukan.
Pentingnya motivasi karena motivasi adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan dan mendukung perilaku manusia, supaya mau bekerja giat dan antusias untuk mencapai hasil yang optimal. Motivasi semakin penting karena manajer membagikan pekerjaan pada bawahannya untuk dikerjakan dengan baik dan terintegrasi kepada tujuan yang diinginkan.
Perusahaan tidak hanya mengharapkan karyawan mampu, cakap dan terampil tetapi yang terpenting mereka mau bekerja giat dan berkeinginan untuk mencapai hasil kerja yang maksimal. Kemampuan dan kecakapan karyawan tidak ada artinya bagi perusahaan jika mereka tidak mau bekerja giat.
Di bawah ini merupakan beberapa pengertian dari motivasi yaitu (ceritafiska23.blogspot.com/2012/05/makalah-motivasi-manajemen.html):



·           Menurut Malayu S.P. Hasibuan:
”Motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan”.
·           Menurut Anwar Prabu Mangkunegara:
“Motivasi adalah kondisi yang menggerakan pegawai agar mampu mencapai tujuan dari motifnya”.
·           Menurut Marihot Tua Efendi Hariandja:
“Motivasi adalah faktor-faktor yang mengarahkan dan mendorong perilaku atau keinginan seseorang”.
·           Menurut T. Hani Handoko:
“Motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai tujuan”.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah dorongan dalam mengarahkan individu yang merangsang tingkah laku individu serta organisasi untuk melakukan tindakan dalam mencapai tujuan yang diharapkan.
b)        Teori-teori Motivasi
Beberapa teori motivasi yang dikemukakan oleh para ahli yang bisa menjadi sumber untuk perusahaan dalam memotivasi dan meningkatkan kinerja karyawannya adalah: (T.Hani Handoko, 1986:256-267)
1)      Teori Abraham H.Maslow (Hirarki Kebutuhan)
Menurut Maslow, manusia akan didorong untuk memenuhi kebutuhan yang paling kuat sesuai waktu, keadaan dan pengalaman yang bersangkutan mengikuti suatu hirarki. Dalam tingkatan ini, kebutuhan pertama yang harus dipenuhi terlebih dahulu adalah kebutuhan fisiologis, seperti balas jasa, dsb. Setelah kebutuhan pertama dipuaskan kebutuhan yang lebih tinggi berikutnya akan menjadi kebutuhan utama. Kebutuhan ketiga akan muncul setelah kebutuhan kedua terpuaskan. Proses ini berjalan terus sampai terpenuhinya kebutuhan aktualisasi diri, dimana manajemen dapat memberikan insentif untuk memotivasi hubutuhan kerjasama, kewibawaan pribadi serta rasa tanggung jawab untuk mencapai hasil prestasi yang tinggi dari karyawan.
2)      Teori McClelland (Teori Kebutuhan Berprestasi)
Menurut McClelland bahwa kebutuhan prestasi tersebut dapat dikembangkan oleh orang dewasa. Orang-orang yang berorientasi prestasi mempunyai karekteristik-karakteristik tertentu yang dapat dikembangkan yaitu:
a)      Mempunyai pengambilan resiko yang layak atau moderat sebagai fungsi keterampilan, bukan kesempatan, menyukai suatu tantangan dan menginginkan tanggung jawab pribadi bagi hasil-hasil yang dicapai.
b)      Mempunyai kecenderungan untuk menetapkan tujuan-tujuan prestasi yang layak dan menghadapi resiko yang sudah diperhitungkan.
c)      Mempunyai kebutuhan yang kuat akan umpan balik tentang apa yang telah dikerjakannya.
d)     Mempunyai keterampilan dalam perencanaan dalam jangka panjang dan memiliki kemampuan-kemampuan organisasional.
3)      Teori Victor H. Vroom (Teori Harapan)
Menurut Viktor H. Vroom menyatakan bahwa prilaku kerja karyawan dapat dijelaskan dengan kenyataan: para karyawan menentukan terlebih dahulu apa prilaku mereka yang dapat dijalankan dan nilai yang diperkirakan sebagai hasil-hasil alternatif dari prilakunya.
4)      Teori Herzberg (Teori Dua Faktor)
Menurut Herzbeg menyatakan bahwapara karyawan baru cenderung memusatkan perhatiannya pada pemuasan tingkat kebutuhan lebih rendah dalam pekerjaan pertama mereka, terutama keamanan. Tetapi setelah hal itu terpuaskan, mereka akan berusaha untuk memenuhi tingkatan-tingkatan kebutuhan yang lebih tinggi. Percobaan penelitian motivasi telah dilakukan yang memperagakan pentingnya tingkatan kebutuhan yang lebih tinggi tersebut sebagai motivasi.

5)        Teori Keadilan
Teori ini mengemukakan bahwa orang akan selalu cenderung membandingkan antara:
a)      Masukan-masukan yang mereka berikan pada pekerjaannya dalam bentuk pendidikan, pengalaman, latihan dan usaha.
b)      Hasil-hasil yang mereka terima, seperti juga mereka membandingkan balas jasa yang diterima karyawan lain dengan yang diterima dirinya untuk pekerjaan yang sama.
Teori keadilan memberikan implikasi bahwa penghargaan sebagai motivasi kerja harus diberikan sesuai yang dirasa adil oleh individu-individu yang bersangkutan.

B.       Komunikasi
a)   Pengertian komunikasi
Komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan atau informasi dari seseorang keorang lain. Perpindahan pengertian tersebut melibatkan lebih dari sekedar kata-kata yang digunakan dalam percakapan, tetapi juga ekspresi wajah, intonasi, titik putus vokal dan sebagainya. Dan perpindahan yang efektif memerlukan tidak hanya transmisi data, tetapi bahwa seseorang mengirimkan berita dan menerimanya sangat tergantung pada ketrampilan-ketrampilan tertentu (membaca, menulis, mendengar, berbicara dan lain-lain) untuk membuat sukses informasi.
                        Komunikasi, sebagai suatu proses dengan mana orang-orang bermaksud memberikan pengertian-pengertian melalui pengiringan berita secara simbolis, dapat menghubngkan para anggota berbagai satuan organisasi yang bebrbeda dan bidang yang berbeda pula, sehingga sering disebut rantai pertukaran informasi. Konsep ini mempunyai unsur-unsur : 1) suatu kegiatan untuk seseorang mengerti. 2) suatu sarana pengaliran informasi 3) suatu sistem bagi terjalinnya komunikasi di antara individu-individu. Pandanagan tradisional tentang komunikasi  telah banyak diubah oleh perkembangan teknologi, yaitu bahwa komunikasi tidak hanya terjadi antara dua atau lebih individu, tetapi mencakup juga komunikasi antar orang-orang dan mesin-mesin, dan bahkan antara mesin dengan mesin lainnya.(T.Hani Handoko, 1986:272-273).
b)   Proses komunikasi
            Secara sederhana dapat dikatakan bahwa dalam proses komunikasi. Sekarang marilah kita kaji secara seksama langkah-langkah yang khusus dalam proses tersebut.
1.      Komunikasi Antar Pribadi
a)      Pengirim Pesan
Komunikasi dimulai oleh pengirim yang memiliki “pikiran” atau ide. Pikiran atau ide ini selanjutnya diolah sedemikian rupa sehingga dapat dimengerti oleh pengirim dan penerima. Kita biasanya berpikir tentang “pengelolahan atau encoding” sebagai pesan dalam bahasa manusia, sekalipun masih ada banyak cara pengolahan, seperti penerjemahan pikiran ke dalam bahasa komputer.

b)     Penggunaan Saluran Untuk Menyampaikan Pesan
Informasi disampaikan melalaui “Saluran” yang menghubungkan pengiriman dengan penerima pesan. Pesan itu bisa dalam bentuk lisan atau boleh jadi juga berbentuk tulisan dan dapat disampaikan melalaui memorandum, komputer, telefon, telegram, tau televisi. Pada suatu waktu tertentu terdapat dua atau lebih saluran yang digunakan. Misalnya, dalam percakapan melalui telfon, kedua pembicara dapat mencapai kesepakatan pokok yang kemudian ditegaskan melalui surat. Karena masih banyak pilihan yang tersedia, dengan kelebihan dan kelemahan masing-masing, maka pemilihan saluran yang  paling sesuai merupakan hal yang sangat penting bagi komunikasi yang efektif.
c)      Penerima Pesan
Penerima pesan harus “siap” menerima pesan agar pesan itu dapat diolah menjadi pikiran. Misalnya, seseorang yang sedang membiarkan atau membayangkan pertandingan sepak bola yang menarik dapat mengurangi perhatiannya terhadap hal-hal yang dikemukakan dalam laporan persediaan yang karenanya mempertinggi kemungkinan gagalnya komunikasi.
d)     Gangguan Dan Balikan dalam Komunikasi
Sayang sekali, komunikasi dipengaruhi oleh gangguan (noise atau keributan) yaitu segala sesuatu yang menghambat komunikasi apakah gangguan itu pada pengirim, pada penyampaian pesan, atau pada penerima. Sebagai contoh:
ü  Suatu lingkungan yang bising atau sesak dapat menghambat pembentukan pikiran yang  jelas.
ü  Pengolahan pesan oleh pengirim boleh jadi salah karena menggunakan simbol-simbol yang tidak jelas.
ü  Penyampaian pesan tersela oleh keadaan statis dalam saluran, seperti yang dapat terjadi dalam hubungan telefon yang jelek.
ü  Penerima pesan yang tidak akurat yang terjadi karena kurang perhatian.
ü  Pengelolahan pesan oleh penerima boleh jadi salah karena kesalahan dalam pengaitan arti terhadap kata-kata dan simbol lainnya.
ü  Pemahaman dapat terhambat oleh prasangka.
e)      Faktor-faktor Situasi dan Organisasi dalam Komunikasi
Banyak faktor situasi dan organisasi yang mempengaruhi proses komunikasi. Faktor-faktor tersebut dalam lingkungan eksternal boleh jadi berupa pendidikan, sosial, hukum politik, dan ekonomi. Sebagai contoh, suatu lingkungan politik yang represif dapat menghambat kelancaran arus komunikasi. Faktor situasi lainnya adalah jarak geografis. Komunikasi tatap muka langsung berbeda dengan pembicaraan melalui telfon dengan orang lain pada sisi dunia yang lain dan berbeda dengan surat menyurat atau telex. Komunikasi juga harus memperhitungkan waktu. Eksekutif yang sibuk mungkin tidak memiliki waktu yang cukup untuk menerima dan mengirim informasi secara akurat. Faktor-faktor situasi lainnya yang mempengaruhi komunikasi dalam perusahaan antara lain sturktur organisasi, proses manajerial dan nonmanajerial, serta teknologi. Contoh faktor teknologi adalah dampak teknologi komputer dalam mengolah data dengan jumlah yang sangat besar.
2.      Komunikasi organisasi
Macam- macam komunikasi organisasi antara lain:
1.         Komunikasi Vertikal
Komunikasi vertikal terdiri atas komunikasi keatas dan kebawah sesuai rantai perintah. Komunikasi kebawah dimulai dari manajemen puncak kemudian mengalir kebawah melalui tingkatan-tingkatan manajemen sampai ke karyawan lini dan personalia paling bawah. Maksud utama komunikasi kebawah adalah untuk memberi pengarahan, informasi, intruksi, nasehat atau saran dan penilaian kepada bawahan serta memberikan informasi kepada para anggota organisasi tentang tujuan dan kebijaksanaan organisasi.
2.      Komunikasi Lateral/Horizontal
a.       Komunikasi diantara para anggota dalam kelompok kerja yang sama.
b.      Komunikasi yang terjadi antara dan diantara departemen-departemen pada tingkatan organisasi yang sama.
Bentuk komunikasi ini pada dasarnya bersifat koordinatif. Sehingga komunikasi ini dirancang guna mempermudah koordinasi dan penanganan masalah.
3.    Komunikasi Diagonal
Komunikasi diagonal merupakan komunikasi yang memotong secara menyilang diagonal rantai perintah organisasi. Hal ini sering terjadi sebagai hasil hubungan-hubungan departemen lini dan staf. Hubungan-hubungan yang ada antara personalia lini dan staf dapat berbeda-beda, yang akan membentuk beberapa komunikasi diagonal yang berbeda-beda pula.
c)         Hambatan dalam komunikasi
            Barangkali bukanlah hal yang mengherankan bahwa para manajer sering mengungkapkan bahwa kebutuhan komunikasi (communication breakdowns) merupakan salah satu masalah penting yang mereka hadapi. Tetapi, masalah-masalah komunikasi sering hanya merupakan gejala dari masalah yang berakar lebih dalam. Sebagai contoh, perencanaan yang tidak baik boleh jadi merupakan sebab dari ketidak menentuan arah perusahaan. Demikian halnya, struktur organisasi yang dirancang bangun secar jelek mungkin tidak dapat mengkomunikasikan hubungan organisasi secara jelas. Standar prestasi yang tidak jelas dapat menimbulkan ketidak pastian bagi para manajer akan hal-hal yang diharapkan bagi mereka. Dengan demikian, manajer yang perspektif terlebih dahulu akan mencari sebab timbulnya masalah komunikasi dan tidak sekedar menanggulangi gejala masalah itu.
                        Disamping masalah-masalah yang dikemukakan dalam pembicaraan mengenai beban informasi berlebih dalam sistem sosial, masih ada hambatan komunikasi lainnya yang perlu diperhitungkan. Hambatan-hambatan ini dapat terletak pada pengirim, dalam penyampaian pesan, atau pada diri penerima.
a. Kurangnya Perencanaan Berkomunikasi
Komunikasi yang baik dapat terjadi begitu saja. Terlalu sering orang-orang mulai berbicara atau menulis tanpa memikirkan, merencanakan, dan menyatakan tujuan pesan terlebih dahulu. Pada hal, penyeleksian saluran yang paling sesuai, dan pemilihan waktu yang tepat dapat meningkatkan pemahaman dan mengurangi penolakan terhadap perubahan.
b. Asumsi yang Tidak jelas
Meskipun sangat penting, tetapi yang sering diabaikan adalah asumsi yang mendasari pesan yang tidak dikomunikasikan. Seorang pelanggan mengirim surat bahwa ia akan mengunjungi pabrik penjual. Dengan mengirim surat itu, ia mungkin berasumsi bahwa penjual akan menjemputnya di bandar udara, mengurus penginapan, mengatur transportasi, dan menyiapkan acara peninjauan program di pabrik. Tetapi penjual mungkin berasumsi bahwa kedatangan pelanggan hanya untuk menghadiri pesta perkawinan sambil mengadakan kunjungan rutin ke pabrik. Asumsi-asumsi yang tidak terjelaskan dalam kedua contoh itu dapat menimbulkan kebingungan dan hilangnya kesan baik.
c.  Distorsi Semantik
Hambatan lain bagi komunikasi yang efektif adalah distorsi semantik, yang mungkin disengaja atau tidak disengaja. Sebuah iklan yang berbunyi “kami menjual lebih murah” menunjukkan ketidak jelasan yang disengaja; iklan itu menimbulkan pertanyaan: Lebih murah dari apa? Kata-kata dapat menimbulkan tanggapan yang berbeda-beda. Bagi sebagian orang, kata “pemerintah” dapat berarti campur tangan atau pengeluaran defisit; bagi yang lain, kata yang sama dapat berarti bantuan, persamaan, dan keadilan.
d)       Pedoman untuk meningkatkan komunikasi
Komunikasi dapat ditingkatkan dengan mengikuti pedoman yang diajukan oleh perhimpunan manajemen Amerika (American Management Association) sebagai berikut:[1]
1)     Memperjelas ide sebelum dikomunikasikan.
2)     Mengkaji tujuan komunikasi.
3)     Memahami lingkungan fisik dan manusiawi pada saat berkomunikasi.
4)     Dalam merencanakan komunikasi, konsultasikan dengan orang lain untuk memperoleh dukungan dari mereka dan untuk memperoleh fakta-fakta.
5)     Pertimbangkan isi dan tekanan pesan.
6)     Jadilah penyimak yang baik.
























BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Setelah penulis pelajari pembahasan dalam makalah ini, penulis mendapat beberapa kesimpulan, yaitu sebagai berikut : 
Ø  Motivasi adalah dorongan atau menggerakkan. Motivasi (motivation) dalam manajemen hanya ditujukan pada sumber daya manusia umumnya dan bawahan khususnya. Motivasi mempersoalkan bagaimana caranya mengarahkan daya dan potensi bawahan, agar mau bekerja sama secara produktif berhasil mencapai dan mewujudkan tujuan yang telah ditentukan.
Ø  Teori – teori motivasi : Teori Abraham H.Maslow (Hirarki Kebutuhan)
                                      Teori McClelland (Teori Kebutuhan Berprestasi
  Teori Victor H. Vroom (Teori Harapan)
Teori Herzberg (Teori Dua Faktor)
Ø Komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan atau informasi dari seseorang keorang lain. Perpindahan pengertian tersebut melibatkan lebih dari sekedar kata-kata yang digunakan dalam percakapan, tetapi juga ekspresi wajah, intonasi, titik putus vokal dan sebagainya.
                                               







[1] “Ten Commandments of Good Comunication, “Hak Cipta 1955 pada Perhimpunan Manajemen Amerika (American Management Association, inc.). Digunakan dengan izin.