BAB II
PEMBAHASAN
A. Motivasi
a) Pengertian Motivasi
Motivasi
berasal dari kata movere yang berarti dorongan atau menggerakkan.
Motivasi (motivation) dalam manajemen hanya ditujukan pada sumber daya
manusia umumnya dan bawahan khususnya. Motivasi mempersoalkan bagaimana caranya
mengarahkan daya dan potensi bawahan, agar mau bekerja sama secara produktif
berhasil mencapai dan mewujudkan tujuan yang telah ditentukan.
Pentingnya
motivasi karena motivasi adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan dan mendukung
perilaku manusia, supaya mau bekerja giat dan antusias untuk mencapai hasil
yang optimal. Motivasi semakin penting karena manajer membagikan pekerjaan pada
bawahannya untuk dikerjakan dengan baik dan terintegrasi kepada tujuan yang
diinginkan.
Perusahaan
tidak hanya mengharapkan karyawan mampu, cakap dan terampil tetapi yang
terpenting mereka mau bekerja giat dan berkeinginan untuk mencapai hasil kerja
yang maksimal. Kemampuan dan kecakapan karyawan tidak ada artinya bagi
perusahaan jika mereka tidak mau bekerja giat.
Di bawah ini merupakan
beberapa pengertian dari motivasi yaitu
(ceritafiska23.blogspot.com/2012/05/makalah-motivasi-manajemen.html):
·
Menurut Malayu S.P. Hasibuan:
”Motivasi adalah pemberian
daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mereka mau
bekerja sama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya upayanya
untuk mencapai kepuasan”.
·
Menurut Anwar Prabu Mangkunegara:
“Motivasi adalah kondisi yang menggerakan pegawai agar mampu mencapai
tujuan dari motifnya”.
·
Menurut Marihot Tua Efendi Hariandja:
“Motivasi adalah faktor-faktor yang mengarahkan dan mendorong perilaku atau
keinginan seseorang”.
·
Menurut T. Hani Handoko:
“Motivasi adalah keadaan dalam pribadi
seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan
tertentu guna mencapai tujuan”.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah dorongan
dalam mengarahkan individu yang merangsang tingkah laku individu serta
organisasi untuk melakukan tindakan dalam mencapai tujuan yang diharapkan.
b)
Teori-teori Motivasi
Beberapa teori motivasi yang dikemukakan oleh para ahli yang bisa menjadi
sumber untuk perusahaan dalam memotivasi dan meningkatkan kinerja karyawannya
adalah: (T.Hani Handoko, 1986:256-267)
1) Teori Abraham H.Maslow (Hirarki Kebutuhan)
Menurut Maslow, manusia akan didorong untuk memenuhi
kebutuhan yang paling kuat sesuai waktu, keadaan dan pengalaman yang
bersangkutan mengikuti suatu hirarki. Dalam tingkatan ini, kebutuhan pertama
yang harus dipenuhi terlebih dahulu adalah kebutuhan fisiologis, seperti balas
jasa, dsb. Setelah kebutuhan pertama dipuaskan kebutuhan yang lebih tinggi
berikutnya akan menjadi kebutuhan utama. Kebutuhan ketiga akan muncul setelah
kebutuhan kedua terpuaskan. Proses ini berjalan terus sampai terpenuhinya
kebutuhan aktualisasi diri, dimana manajemen dapat memberikan insentif untuk
memotivasi hubutuhan kerjasama, kewibawaan pribadi serta rasa tanggung jawab
untuk mencapai hasil prestasi yang tinggi dari karyawan.
2) Teori McClelland (Teori Kebutuhan Berprestasi)
Menurut McClelland bahwa
kebutuhan prestasi tersebut dapat dikembangkan oleh orang dewasa. Orang-orang
yang berorientasi prestasi mempunyai karekteristik-karakteristik tertentu yang
dapat dikembangkan yaitu:
a) Mempunyai pengambilan resiko yang layak atau moderat sebagai fungsi
keterampilan, bukan kesempatan, menyukai suatu tantangan dan menginginkan
tanggung jawab pribadi bagi hasil-hasil yang dicapai.
b) Mempunyai kecenderungan untuk menetapkan tujuan-tujuan prestasi yang layak
dan menghadapi resiko yang sudah diperhitungkan.
c) Mempunyai kebutuhan yang kuat akan umpan balik tentang apa yang telah
dikerjakannya.
d) Mempunyai keterampilan dalam perencanaan dalam jangka panjang dan memiliki
kemampuan-kemampuan organisasional.
3)
Teori Victor H. Vroom (Teori Harapan)
Menurut Viktor H. Vroom
menyatakan bahwa prilaku kerja karyawan dapat dijelaskan dengan kenyataan: para
karyawan menentukan terlebih dahulu apa prilaku mereka yang dapat dijalankan
dan nilai yang diperkirakan sebagai hasil-hasil alternatif dari prilakunya.
4)
Teori Herzberg (Teori Dua Faktor)
Menurut Herzbeg menyatakan
bahwapara karyawan baru cenderung memusatkan perhatiannya pada pemuasan tingkat
kebutuhan lebih rendah dalam pekerjaan pertama mereka, terutama keamanan.
Tetapi setelah hal itu terpuaskan, mereka akan berusaha untuk memenuhi
tingkatan-tingkatan kebutuhan yang lebih tinggi. Percobaan penelitian motivasi
telah dilakukan yang memperagakan pentingnya tingkatan kebutuhan yang lebih
tinggi tersebut sebagai motivasi.
5)
Teori Keadilan
Teori ini mengemukakan
bahwa orang akan selalu cenderung membandingkan antara:
a)
Masukan-masukan yang mereka berikan pada
pekerjaannya dalam bentuk pendidikan, pengalaman, latihan dan usaha.
b)
Hasil-hasil yang mereka terima, seperti juga
mereka membandingkan balas jasa yang diterima karyawan lain dengan yang
diterima dirinya untuk pekerjaan yang sama.
Teori keadilan memberikan implikasi bahwa penghargaan sebagai motivasi kerja harus diberikan sesuai yang dirasa adil oleh
individu-individu yang bersangkutan.
B.
Komunikasi
a) Pengertian
komunikasi
Komunikasi
adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan atau informasi dari
seseorang keorang lain. Perpindahan pengertian tersebut melibatkan lebih dari
sekedar kata-kata yang digunakan dalam percakapan, tetapi juga ekspresi wajah,
intonasi, titik putus vokal dan sebagainya. Dan perpindahan yang efektif
memerlukan tidak hanya transmisi data, tetapi bahwa seseorang mengirimkan
berita dan menerimanya sangat tergantung pada ketrampilan-ketrampilan tertentu
(membaca, menulis, mendengar, berbicara dan lain-lain) untuk membuat sukses
informasi.
Komunikasi,
sebagai suatu proses dengan mana orang-orang bermaksud memberikan pengertian-pengertian melalui
pengiringan berita secara simbolis, dapat menghubngkan para anggota berbagai
satuan organisasi yang bebrbeda dan bidang yang berbeda pula, sehingga sering
disebut rantai pertukaran informasi. Konsep ini mempunyai unsur-unsur : 1)
suatu kegiatan untuk seseorang mengerti. 2) suatu sarana pengaliran informasi
3) suatu sistem bagi terjalinnya komunikasi di antara individu-individu.
Pandanagan tradisional tentang komunikasi
telah banyak diubah oleh perkembangan teknologi, yaitu bahwa komunikasi
tidak hanya terjadi antara dua atau lebih individu, tetapi mencakup juga
komunikasi antar orang-orang dan mesin-mesin, dan bahkan antara mesin dengan
mesin lainnya.(T.Hani Handoko, 1986:272-273).
b) Proses komunikasi
Secara sederhana dapat
dikatakan bahwa dalam proses komunikasi. Sekarang marilah kita kaji secara
seksama langkah-langkah yang khusus dalam proses tersebut.
1. Komunikasi
Antar Pribadi
a)
Pengirim Pesan
Komunikasi dimulai oleh pengirim yang memiliki
“pikiran” atau ide. Pikiran atau ide ini selanjutnya diolah sedemikian rupa
sehingga dapat dimengerti oleh pengirim dan penerima. Kita biasanya berpikir
tentang “pengelolahan atau encoding” sebagai pesan dalam bahasa manusia,
sekalipun masih ada banyak cara pengolahan, seperti penerjemahan pikiran ke
dalam bahasa komputer.
b)
Penggunaan
Saluran Untuk Menyampaikan Pesan
Informasi disampaikan melalaui “Saluran” yang
menghubungkan pengiriman dengan penerima pesan. Pesan itu bisa dalam bentuk
lisan atau boleh jadi juga berbentuk tulisan dan dapat disampaikan melalaui
memorandum, komputer, telefon, telegram, tau televisi. Pada suatu waktu
tertentu terdapat dua atau lebih saluran yang digunakan. Misalnya, dalam
percakapan melalui telfon, kedua pembicara dapat mencapai kesepakatan pokok
yang kemudian ditegaskan melalui surat. Karena masih banyak pilihan yang
tersedia, dengan kelebihan dan kelemahan masing-masing, maka pemilihan saluran
yang paling sesuai merupakan hal yang
sangat penting bagi komunikasi yang efektif.
c)
Penerima Pesan
Penerima pesan harus “siap” menerima pesan agar
pesan itu dapat diolah menjadi pikiran. Misalnya, seseorang yang sedang
membiarkan atau membayangkan pertandingan sepak bola yang menarik dapat
mengurangi perhatiannya terhadap hal-hal yang dikemukakan dalam laporan
persediaan yang karenanya mempertinggi kemungkinan gagalnya komunikasi.
d)
Gangguan Dan
Balikan dalam Komunikasi
Sayang sekali, komunikasi dipengaruhi oleh gangguan
(noise atau keributan) yaitu segala sesuatu yang menghambat komunikasi apakah
gangguan itu pada pengirim, pada penyampaian pesan, atau pada penerima. Sebagai
contoh:
ü Suatu
lingkungan yang bising atau sesak dapat menghambat pembentukan pikiran
yang jelas.
ü Pengolahan
pesan oleh pengirim boleh jadi salah karena menggunakan simbol-simbol yang
tidak jelas.
ü Penyampaian
pesan tersela oleh keadaan statis dalam saluran, seperti yang dapat terjadi
dalam hubungan telefon yang jelek.
ü Penerima
pesan yang tidak akurat yang terjadi karena kurang perhatian.
ü Pengelolahan
pesan oleh penerima boleh jadi salah karena kesalahan dalam pengaitan arti
terhadap kata-kata dan simbol lainnya.
ü Pemahaman
dapat terhambat oleh prasangka.
e)
Faktor-faktor
Situasi dan Organisasi dalam Komunikasi
Banyak faktor situasi dan organisasi yang
mempengaruhi proses komunikasi. Faktor-faktor tersebut dalam lingkungan
eksternal boleh jadi berupa pendidikan, sosial, hukum politik, dan ekonomi.
Sebagai contoh, suatu lingkungan politik yang represif dapat menghambat
kelancaran arus komunikasi. Faktor situasi lainnya adalah jarak geografis.
Komunikasi tatap muka langsung berbeda dengan pembicaraan melalui telfon dengan
orang lain pada sisi dunia yang lain dan berbeda dengan surat menyurat atau
telex. Komunikasi juga harus memperhitungkan waktu. Eksekutif yang sibuk
mungkin tidak memiliki waktu yang cukup untuk menerima dan mengirim informasi
secara akurat. Faktor-faktor situasi lainnya yang mempengaruhi komunikasi dalam
perusahaan antara lain sturktur organisasi, proses manajerial dan
nonmanajerial, serta teknologi. Contoh faktor teknologi adalah dampak teknologi
komputer dalam mengolah data dengan jumlah yang sangat besar.
2.
Komunikasi organisasi
Macam- macam komunikasi organisasi antara lain:
1.
Komunikasi Vertikal
Komunikasi vertikal terdiri atas komunikasi
keatas dan kebawah sesuai rantai perintah. Komunikasi kebawah dimulai dari
manajemen puncak kemudian mengalir kebawah melalui tingkatan-tingkatan
manajemen sampai ke karyawan lini dan personalia paling bawah. Maksud utama
komunikasi kebawah adalah untuk memberi pengarahan, informasi, intruksi,
nasehat atau saran dan penilaian kepada bawahan serta memberikan informasi
kepada para anggota organisasi tentang tujuan dan kebijaksanaan organisasi.
2. Komunikasi Lateral/Horizontal
a. Komunikasi diantara para anggota dalam kelompok kerja yang sama.
b. Komunikasi yang terjadi antara dan diantara departemen-departemen pada
tingkatan organisasi yang sama.
Bentuk komunikasi ini pada dasarnya bersifat
koordinatif. Sehingga komunikasi ini dirancang guna mempermudah koordinasi dan
penanganan masalah.
3. Komunikasi Diagonal
Komunikasi diagonal merupakan komunikasi yang memotong
secara menyilang diagonal rantai perintah organisasi. Hal ini sering terjadi
sebagai hasil hubungan-hubungan departemen lini dan staf. Hubungan-hubungan
yang ada antara personalia lini dan staf dapat berbeda-beda, yang akan
membentuk beberapa komunikasi diagonal yang berbeda-beda pula.
c)
Hambatan dalam komunikasi
Barangkali
bukanlah hal yang mengherankan bahwa para manajer sering mengungkapkan bahwa
kebutuhan komunikasi (communication breakdowns) merupakan salah satu masalah
penting yang mereka hadapi. Tetapi, masalah-masalah komunikasi
sering hanya merupakan gejala dari masalah yang berakar lebih dalam. Sebagai
contoh, perencanaan yang tidak baik boleh jadi merupakan sebab dari ketidak
menentuan arah perusahaan. Demikian halnya, struktur organisasi yang dirancang
bangun secar jelek mungkin tidak dapat mengkomunikasikan hubungan organisasi
secara jelas. Standar prestasi yang tidak jelas dapat menimbulkan ketidak
pastian bagi para manajer akan hal-hal yang diharapkan bagi mereka. Dengan
demikian, manajer yang perspektif terlebih dahulu akan mencari sebab timbulnya
masalah komunikasi dan tidak sekedar menanggulangi gejala masalah itu.
Disamping
masalah-masalah yang dikemukakan dalam pembicaraan mengenai beban informasi
berlebih dalam sistem sosial, masih ada hambatan komunikasi lainnya yang perlu
diperhitungkan. Hambatan-hambatan ini dapat terletak pada pengirim, dalam
penyampaian pesan, atau pada diri penerima.
a. Kurangnya
Perencanaan Berkomunikasi
Komunikasi
yang baik dapat terjadi begitu saja. Terlalu sering orang-orang mulai berbicara
atau menulis tanpa memikirkan, merencanakan, dan menyatakan tujuan pesan
terlebih dahulu. Pada hal, penyeleksian saluran yang paling sesuai, dan
pemilihan waktu yang tepat dapat meningkatkan pemahaman dan mengurangi
penolakan terhadap perubahan.
b. Asumsi
yang Tidak jelas
Meskipun
sangat penting, tetapi yang sering diabaikan adalah asumsi yang mendasari pesan
yang tidak dikomunikasikan. Seorang pelanggan mengirim surat bahwa ia akan
mengunjungi pabrik penjual. Dengan mengirim surat itu, ia mungkin berasumsi
bahwa penjual akan menjemputnya di bandar udara, mengurus penginapan, mengatur
transportasi, dan menyiapkan acara peninjauan program di pabrik. Tetapi penjual
mungkin berasumsi bahwa kedatangan pelanggan hanya untuk menghadiri pesta
perkawinan sambil mengadakan kunjungan rutin ke pabrik. Asumsi-asumsi yang
tidak terjelaskan dalam kedua contoh itu dapat menimbulkan kebingungan dan
hilangnya kesan baik.
c. Distorsi
Semantik
Hambatan
lain bagi komunikasi yang efektif adalah distorsi semantik, yang mungkin
disengaja atau tidak disengaja. Sebuah iklan yang berbunyi “kami menjual lebih
murah” menunjukkan ketidak jelasan yang disengaja; iklan itu menimbulkan
pertanyaan: Lebih murah dari apa? Kata-kata dapat menimbulkan tanggapan yang
berbeda-beda. Bagi sebagian orang, kata “pemerintah” dapat berarti campur
tangan atau pengeluaran defisit; bagi yang lain, kata yang sama dapat berarti
bantuan, persamaan, dan keadilan.
d) Pedoman
untuk meningkatkan komunikasi
Komunikasi dapat ditingkatkan dengan mengikuti
pedoman yang diajukan oleh perhimpunan manajemen Amerika (American Management
Association) sebagai berikut:[1]
1)
Memperjelas ide
sebelum dikomunikasikan.
2)
Mengkaji tujuan
komunikasi.
3)
Memahami
lingkungan fisik dan manusiawi pada saat berkomunikasi.
4)
Dalam
merencanakan komunikasi, konsultasikan dengan orang lain untuk memperoleh
dukungan dari mereka dan untuk memperoleh fakta-fakta.
5)
Pertimbangkan
isi dan tekanan pesan.
6)
Jadilah penyimak
yang baik.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Setelah
penulis pelajari pembahasan dalam makalah ini, penulis mendapat beberapa
kesimpulan, yaitu sebagai berikut :
Ø
Motivasi adalah dorongan atau
menggerakkan. Motivasi (motivation) dalam manajemen hanya ditujukan pada
sumber daya manusia umumnya dan bawahan khususnya. Motivasi mempersoalkan
bagaimana caranya mengarahkan daya dan potensi bawahan, agar mau bekerja sama
secara produktif berhasil mencapai dan mewujudkan tujuan yang telah ditentukan.
Ø
Teori – teori motivasi : Teori Abraham H.Maslow (Hirarki Kebutuhan)
Teori McClelland (Teori Kebutuhan Berprestasi
Teori Victor H. Vroom (Teori Harapan)
Teori Herzberg
(Teori Dua Faktor)
Ø
Komunikasi
adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan atau informasi dari
seseorang keorang lain. Perpindahan pengertian tersebut melibatkan lebih dari
sekedar kata-kata yang digunakan dalam percakapan, tetapi juga ekspresi wajah,
intonasi, titik putus vokal dan sebagainya.
[1] “Ten Commandments of Good Comunication, “Hak Cipta 1955 pada
Perhimpunan Manajemen Amerika (American Management Association, inc.).
Digunakan dengan izin.